Apakah ???
Hari sudah beranjak sore, mahasiswi
berparas manis itu masih duduk di perpustakaan sambil membaca bukunya, Raisa
Indriyani itulah nama mahasiswi itu, mahasiswi jurusan hukum,dia cukup cantik
walaupun tubuhnya tidak terlalu tinggi, tapi dia cakap dalam berdialog, dia
juga sangat lincah, selain itu dia banyak memberikan sumbangsih kepada kampus,
mungkin karena itulah dia terpilih segai ketua himpunan jurusan di kampusnya.
“Raisa.... kamu belum pulang ?”
tanya salah seorang temannya
“ iya.. ini lagi bikin proposal
untuk penggalangan dana”..
“ penggalangan dana ?
penggalangan dana apa sa ?”
“ ini buat sutinah, TKI yang mau
dihukum gantung itu loh”
“ alah sa.. gitu aja repot,
lagian kita juga ga’ kenal kan,..”
“ kenal ko’, kan kita sama-sama
perempuan, lagian kamu ga’ ngerasa kasihan ma dia, gimana coba kamu yang ngerasain hal seperti itu,atau
keluargamu yang mengalami hal seperti itu, ibumu misalnya, lagipula TKI itu juga termasuk
pahlawan sinta sayang, pahlawan devisa, kamu tau ga’ berapa sumbangsih para TKI
itu kepada negara. Kalo ga’ tau makanya kamu harus lebih banyak belajar lagi,
banyakin baca buku, jangan Cuma baca majalah fashion aja,tapi baca juga buku
yang bisa buat otak kamu gak gaptek ilmu pengetahuan umum, fashion sih boleh aja,
tapi apa salahnya coba baca buku yang lebih bermakna dikit,...”
“yaaa ampun dech sa... kamu
malah ceramah panjang gitu..kambuh dehg penyakit lamanya.. capek tau sa dengar
kamu ceramah mulu”
“ nah tuh kan dikasih tau malah
ngeyel, lagian yang aku..
“ raisa... aku balik duluan
yah.. udah ditunggu ma kak imran.. dah....
“ loh kok pulang.. aku belum
selesai bicara sin..”
Tapi sinta sudah
jauh berjalan meninggalkannya. Jamnya sudah menunjukkan pukul 17.35, dia sudah
ingin pulang. Aktifitas di kampus sudah membuatnya cukup lelah.hari ini dia
berencana untuk tidak melakukan apapun di rumah. Raisa hanya tinggal seorang
diri, dia tidak mempunyai saudara, ibunya merantau ke Kalimantan untuk bekerja,
sedangkan ayahnya telah lama meniggal dunia.Raisa memang sudah terbiasa hidup
sendiri, tapi itu tidak membuatnya kesepian,karena dia memang aktif di berbagai
organisasi kampus serta kegiatan sosial, kali ini dia berencana untuk
mengadakan penggalangan dana bersama organisasi yang dibentuknya 1 tahun
terakhir Sang Pencerah untuk seorang TKI
bernama sutinah yang harus dihukum pancung karena membunuh majikannya yang
hendak menodai kesuciannya.
Raisa memang
selalu bangga kepada wanita, bukan karena dia terlahir sebagai seorang wanita,
tapi kecintaanyalah kepada ibunya serta perjuangan para wanita-wanita yang
telah berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia, RA.Kartini,Cut nyak
dien,Dewi Sartika, dan masih banyak wanita-wanita pejuang lainnya yang
membuatnya semakin kagum kepada sosok wanita, karena itulah melalui Sang Pencerah
dia berencana untuk memperjuangkan hak-hak wanita yang tertindas.
Siang ini sinar
matahari kian panas padahal jam baru menunjukkan pukul 09.00 pagi, sungguh jauh
berbeda dengan udara yang sering dirasakannya di kampung halamannya di Bogor
sana.sejumlah agenda telah Raisa siapkan untuk hari ini, kuliah,penggalangan
dana, dan mengajar di sekolah darurat.
“Raisa, penggalangan hari ini
dimulai jam berapa, sory kemarin aku ga’ ikut rapat, ?”
“ ntar,, jam 2 siang di bundaran
HI, tapi kita kumpulnya jam 1 sekalian breafing,jangan telat yah, aku mau
ketemu ma anak-anak yang lain dulu”
“ okeh..”
Sesampainya di
sekretariat Raisa melihat temannya-temannya telah banyak yang datang, Raisa
sangat bangga kepada teman-temannya, karena mereka masih bersedia meluangkan
waktu mereka untuk kegiatan sosial seperti ini walaupun tugas kampus dan urusan
yang lain-lainnya masih banyak.
“ Raisa, nih aku dapat
sumbangan dari BEM Rp.3.000.000, lumayanlah..”
“ iya.. makasih yah
teman-teman, mudah-mudahan ini semua berkah..hari ini ada yang kuliah gak ?”
“ aku,vhyna,ryan,sama anto
ntar ada kuliah jam 10 sa,”
“aku juga sa, tapi aku ga’
masuk soalnya lagi malas aja, ntar ga’ ada yang bantuin kamu di sekret”
“alaaaahh... bilang aja kamu
lgi pengen PDKT ma raisa”
“akh.. udah dong
teman-teman.. makasih yah dimas,udah mau temenini aku.”
“ ya udah kalo gitu, kita
masuk dulu yah sa,mas,.. daaaahhhh...”
“ daaahhhh....”
Jam sudah
menunjukkan pukul 13.00, matahari sudah sangat menyengat kulit, tapi semangat
para pemuda-pemuda ini tidak surut demi menyelamatkan seorang pahlawan
devisa,mereka menuju di bundaran HI,tempat yang cukup strategis untuk
mengadakan penggalangan dana.
“teman-teman, aku mau cari
toilet dulu yah,udah kebelet nih..”
“ iyah,, jangan lama-lama yah
sa..”
Suara itu tiba-tiba mengagetkan
semua teman-teman Raisa,beberapa mobil
telah hancur di depan mata,darah berceceran di jalan,tubuh raisa tergeletak di
sana,darah mengalir dari kepalanya,Raisa sang aktivis kampus, seseorang yang
sangat menghargai wanita karena kesabaran dan perjuangan seorang wanita dalam
memperoleh kemerdekaan.
Raisa sahabat yang sangat sempurna
untuk teman-temannya,Raisa mahasiswi jurusan hukum yang lincah,kini tidak ada
lagi...
Apakah ada Raisa-Raisa lain diluar
sana ?
....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar